Rabu, 24 Februari 2021

Ngelantur sampai Tidur

Aku lahir di tahun 1993, dan sekarang adalah tahun 2021. Aku sih pinter banget pelajaran matematika tentang pengurangan. Apalagi hanya 2021 dikurang 1993, mudah banget hasilnya. Ingat, mudah buka muda. Karena hasilnya sungguh tak muda (umurku). Hahaha

"Berapa dong hasilnya, Lia? Berapa dong umurnya, Lia?"

Ih kepo deh, kepo. Hitunglah sendiri pake kalkulator, atau pake sempoa. Berapa pun hasil umurku, i am forever 24. Ya walau 2021 dikurang 1993, mana lah hasilnya 24. Dasar aku!

Udah ah, belum terlalu ngelantur, tp mata udah hampir tidur. Hmmm eh tambah dikit lagi deh biar agak panjang. Pesan untuk calon suami.

Uda/mas/abang, kalau nikah sama aku nanti, kita ga perlu terlalu romantis, yg penting jangan sering2 buat aku nangis. Ga perlu tiap hari memuji, yg penting saat aku salah harus ada ruang untuk memaklumi. Bandingkan aku hari ini dengan hari kemarin, jangan bandingkan aku dengan istri tetangga yg lain. Boleh dengar kata ibu, tp harus dengar kata istri. Jadilah anak yg berbakti untuk ibumu, sekaligus suami yg baik untukku.

Aku menunggumu dengan sabar. Sesabar aku menunggu hujan di musim kemarau.
Tahun ke tahun masih selalu menunggu. Tak pernah pacaran. Tak pernah terlalu cinta dengan seseorang. Aku yakin, untuk sabarku yg begitu luas, akan datang seseorang yg benar2 pantas. Sembari di sini aku mencoba untuk memantaskan.

Udah lah ah. Jadi ngaur. Hahaha sesuai judul sih emang ngelantur. Semoga suami cepat datang ya Allah. Aamiin.

Rabu, 27 Januari 2021

Balik-balik curhat jodoh

 Hai, lama ga nulis di sini. Udah lebih dari setahun, bahkan udah 2 tahun mungkin ga nulis blog. Hmmmm.. kenapa? Mungkin udah berkurang kemampuanku menjalin kata-kata. Atau aku semakin malas ngetik? Hahaha tp kalo di buku harian, masih suka nulis kok.

Mau nulis apa ya? Gimana klo bahas jodoh aja? Ini masalah sensitif. Aku aja klo ditanya tentang jodoh, jd badmood. Wkwkwkwk lah? Sensitif tp kok malah dibahas? Gpp sih, asal aku yg mulai bahas. Hahaha

Sebetulnya pertanyaan, 'Kapan nikah?' Ga akan membuat aku marah sih. Apalagi klo hanya pertanyaan basa-basi yg ditanyakan saat reuni, kumpul keluarga, atau apa gitu. Asal ya, ga ada embel-embel lain. Cukup tanya kapan nikah aja. Jgn ditambah-tambah pertanyaan kenapa? Kamu sih pilih-pilih. Makanya janhan terlalu pemilih.


Gini ya, aku paling risih dan teramat sangat ga nyaman klo dikatain banyak milih. Ya berumah tangga itu cuma sekali. Walau manusia itu ga ada yg sempurna, paling tidak sampai aku menemukan yg "pantas" untuk aku. Kurang-kurangin ngatain orang pemilih. Daripada udah nikah selingkuh karena mau nyari yg lain? Huhuhu

Aku bukan pemilih, cuma sedang hati-hati buat menjatuhkan hati pada seseorang. Apalagi untuk menyerahkan seutuhnya hidup, jiwa raga sama dia. Aku masih belum punya stok sabar yg bisa ikhlas menerima seseorang apa adanya. Aku hanya bisa menerima orang yg menurut hati aku harus diterima. Karena hati yg paling tau. Saat hati bilang bukan, ya sepertinya emang bukan yg tepat. Hahaha

Walau sudah 27 tahun, ya umur hanyalah angka. Aku tau semakin hari, aku semakin menua. Tentu kecantikan semakin berkurang. Bagi orang awam, aku sudah tak punya waktu untuk memilih. Harusnya saat ada orang yg ingin mendekati, aku terima apa adanya kurang lebihnya. Gitu? Apa bedanya sama dijodohkan? Mending dijodohkan daripada gitu. Wakakkakakk

Tp masalahnya, yg dekati pun belum ada. Aku tak mau berhayal. Mari tunggu aja lah.

Buat calon suamiku, aku bukan mencari yg sempurna. Tp aku mencari yg aku mau. Nah kan? Hahahaha udahlah. Aku tunggu tahun ini harus melamar. Walau ga tau siapa kah calon suamiku? 🤭🤭

Sabtu, 13 April 2019

Siapalah Aku

Dalam kenanganku nanti,
Kau adalah ceritaku di hari lalu
Dalam hari-hariku nanti
Kau adalah hati yang pernah lalu
Namun tak pernah mampir

Kau berikan aku rasa kagum
Tapi tak mengizinkan aku untuk tinggal
Kau berikan nyaman
Tapi tak jadikan aku sebagai rumah

Ada hati yang kau cari
Tapi bukan aku
Ada cinta yang kau incar
Tapi tidak aku

Aku tersadar
Siapalah aku yang hanya menunggu tanpa berkata
Yang tertinggal karena memang tak pernah kau pikirkan

Biarlah kujadikan kau kenang
Walau kau hanya jadikan aku tumpang
Jauh harapanku untuk kau pinang
Ternyata aku bukanlah sang pemenang

Doaku tak banyak
Bahagialah kau dalam pilihan
Tak ada yang salah dari sebuah cerita
Terima kasih pernah membuat cerita bersama
Walau akhirnya kita tak bersama-sama


#tulisanliaA

Jumat, 22 Maret 2019

Kahf

"Ada nama yg tertulis di buku harian, tapi tak bisa tertulis di buku nikah."


Tersusun huruf demi huruf membentuk namanya
Terangkai kata demi kata menjadi sebuah cerita aku dengannya
Kutuliskan dalam buku harian

Kusimpan rapat buku harianku
Serapat aku menyimpan perasaanku
Seerat doa yg selalu kuucap berulang

Lembar demi lembar kisah terurai
Tapi perasaanku tak juga tersampai
Aku hanya kagum diam-diam
Hanya terkesan tanpa terkatakan

Lama sudah kusimpan perasaan
Kadang kutampakkan samar-samar
Namun tak pernah terang-terangan

Bukan aku tak ingin mengakui
Aku hanya sedang membaca alurnya
Apakah dia juga merasakan hal yang sama
Atau hanya aku sendiri yg merasakan

Berhari, berminggu, bahkan berbulan
Masih belum tampak akhirnya
Namun aku selalu berharap walau tanpa kepastian

Kuikuti alurnya
Lambat laun aku tau tau ke mana cerita itu akan sampai
Namanya hanya sampai di buku harianku
Tak sampai ke buku nikahku

#tulisanliaA

Sabtu, 16 Maret 2019

Cinta dalam Diam

Hari itu,
Untuk pertama kalinya aku terkesan
Pada dia yang ada di hadapan
Bukan karena tampan
Apalagi mapan
Aku terkesan hanya karena perbuatan

Sejak hari itu,
Sejenak aku berpikir
Berbulan-bulan aku terpikir
Sederhana sekali bahagiaku
Melihatnya dari jauh sudah lebih dari cukup

Setelah hari itu,
Sampai mendung berganti terik
Atau hujan menjadi rintik
Masih tak bisa kuungkapkan,
Walau hanya dengan satu titik

Sebetulnya aku cinta
Tapi aku diam
Biarlah cinta dalam diam
Siapa tau diam-diam Allah menjodohkan
Aku dengan dia

Sampai aku berterima kasih pada takdir
Karena hari itu,
Aku menemui jodohku

#tulisanliaA

Senin, 29 Desember 2014

Happy Anniversary ke-3 Genkjer


Baru selesai nonton sinetron Catatan Hati Seorang Istri. Cerita Hana, mas Bram, dan Hello Kitty selesai juga malam ini. Hihihihi... Cuma ngasih tahu aja sih. Bukan mau buat review tentang ceritanya.

Hari ini, hari Senin terakhir di tahun 2014. Senin depan, selamat ketemu dengan bulan Januari dan 2015. Sebelum Desember berakhir, aku mau nulis kata-kata dulu. Ini gak ada hubungannya sama tahun baru sih, Cuma mau ngucapi happy anniversary aja buat kesayanganku ‘Genkjer’. Yesica, Esa, Desti, Desi, Tiara, Dela, Wulan, dan Annisa.

Inget gak sih kalian setahun yang lalu kita pernah bahas tentang tanggal anniv ‘Genkjer’ di grup whatsapp? Chat nya sih udah kehapus. Tapi seingat aku, kita buat tanggal anniv Genkjer itu di bulan Desember. Entah tanggal 14, 16, 17. Sumpah lupa. Yang kesisa chat nya Cuma yang ini:


Anggap aja tanggal 17 ya. Angkanya cantik. GGS. Ganjil-Ganjil Seksi. Hahahaha. Walaupun bahas tanggal anniv itu satu tahun yang lalu, tapi ngitungnya bukan dari satu tahun yang lalu dong. Melainkan dari tahun 2011, awal kita jadi mahasiswa baru di Ilmu Keperawatan Universitas Sriwijaya. Karena kan kita emang temenan dari tahun segitu. Cuma dulu ga pake tanggal-tanggal hari jadi. Nah baru nentuinnya tahun kemarin. Hahahaha.

Jadi, sekarang anniv kita ke 3 ya? Oke? Setuju? Setuju aja lah ya. Hahahaha.

Selamat anniv yang ke tiga ya sahabat-sahabat semua. Aku tau, sahabat kalian bukan Cuma aku aja dan genk kalian bukan Cuma Genkjer doang. Tapi, aku dan Genkjer juga bagian dari sahabat kalian kan? Makasih buat tiga tahun bersama. Huwaaaaaah..... :*

Tiga tahun temenan sama Genkjer, banyak kesan-kesan yang aku dapat. Banyak juga cerita yang sudah aku lalui. Ehm... mulai dari yang ketawa-ketawa sampe yang marah-marahan, diem-dieman, sudah semua kita lewati kok. Yakan? Genkjer punya cerita. Toet toet...

Edisi flashback pertama ketemu. Maaf kalau yang gak suka sejarah ya. skip aja.

Yesica..
Pertama ketemu emang waktu ospek sih. Tapi pertama ngomong sama Yesica, waktu pulang ospek dua hari terakhir. Pas besoknya mau tour lab anatomi. Kami ketemu pas mau masuk gang ke arah kosan. Ternyata kosan kami ada di gang yang sama. Dan kami jalan bareng masuk ke dalam. Sampai sekarang, Yesica selalu jadi teman pulang. Berlajan menuju kosan. Hahahaha. Kami masih kos di gang yang sama.

Esa..
Pertama ketemu sebelum ospek. Waktu mau latihan drama buat ospek. Ingetnya dia pake baju dan jilbab warna merah. Paling inget juga pas ospek mau tour lab anatomi, kelompok kami terlalu banyak anggotanya. Jadi Esa dipindah ke kelompok lain. Padahal sebenernya kami satu kelompok sih. 

Desti..
Pertama ketemu Desti kapan ya? lupa. Kayaknya waktu ospek deh. Desti juga teman satu kelompok waktu ospek. Inget juga waktu di perpus bareng buat ngambil buku MPK. Dan foto bareng sama Yesica dan Esa.

Esa, Aku, Yesica, Desti di perpus
Desi..
Pertama ketemu waktu ospek juga. Inget. Dia yang buat yel-yel buat kelompok kami. Dulu sering banget diceritain tentang pacar mantanya yang bernama Rekson. Sehari putus, sehari nyambung.

Tiara..
Pertama ketemu waktu ospek juga. Paling inget waktu di perpus, Tiara sudah siap-siap mau mudik. Pake kemeja ungu. Takut ketinggalan trevel mau balik ke Bengkulu.

Tiara, Desi, Aku waktu ospek
Dela..
Udah sering liat dia dari awal-awal kuliah. Tapi dia bukan satu kelompok waktu ospek. Makanya pertama ketemu bukan waktu ospek. Tertarik pengin kawanan sama dia, jujur karena mukanya mirip sama teman aku yang waktu itu musuhan sama aku (fakta yang baru kali ini aku kasih tau).

Wulan..
Jujur waktu ospek gak pernah liat. Baru pas udah kuliah, liat di kelas. Sama kayak Dela, Wulan juga bukan satu kelompok sama aku pas ospek. Kenal Wulan karena Wulan suka pulang bareng sama Esa & Dela dan kami suka kerja kelompok bareng.

Aku, Dela, Wulan
Annisa..
Sama kayak Dela & Wulan. Aku juga gak satu kelompok pas ospek sama Annisa. Tapi bedanya, aku udah liat muka dia dari ospek walau gak satu kelompok. Seinget aku, dia minjem jas lab-ku waktu tour lab anatomi. Kenal Annisa karena suka nonton sama Tiara.
Selfie pertama Annisa

Itulah awal mula ketemu kalian. Hahahaha.

Dulu pas tamat SMA, agak sedikit takut bayangi kuliah. Takut gak punya teman atau apa lah. Karena gak ada yang satu sekolah sama aku. And, untung ternyata tak sesuram yang aku bayangkan. Aku punya 49 teman di kelas yang sangat menyenangkan. Selfie bareng. Gosip bareng. Belajar bareng. Dan dari 49 itu, aku punya 8 orang sahabat yang sangat mengerti aku (read: kalian). *lebay*

Makasih sebesar-besarnya buat kalian yang sudah mau menjadi sahabat-sahabat dekat. Makasih sudah mau berteman dengan aku yang mungkin tak bisa diandalkan saat ujian, atau tak bisa memberikan sesuatu dalam hal materi dalam pertemanan kita. Tapi insha Allah, aku bisa memberikan yang lain untuk pertemanan ini. Mungkin bantuan, atau hanya sekedar cerita lucu untuk membuat kalian tertawa.

Tak hanya sesuatu yang positif. Aku juga manusia biasa yang kadang bisa melukai. Aku tak bisa selalu mengatur kata-kata yang aku keluarkan. Kadang aku anggap hanya lelucon, tapi ternyata bisa melukai.  Aku juga kadang tak bisa membatasi perlakuan aku. Kadang aku anggap itu wajar, tapi ternyata bisa membuat orang merasa tak nyaman. Jujur aku tak bisa selamanya menjadi bidadari cantik dengan sayap, yang hanya duduk manis dan tersenyum. 

Banyak pelajaran yang sudah aku dapat dari kalian. Terutama tentang bagaimana membuat keadaan tak sekeruh air di musim kemarau. *bahasa gue alay* hahahaha.. Aku bisa menguasai diri dan bersikap lebih dewasa saat ada masalah. Karena kalian. banyak nasihat-nasihat yang sering kalian kasih. Kata Dela, ‘Sudahlah sahabat. Dak abis-abis masalah kalau nak dipikirkan.’ Tiara juga sering memberikan batasan saat apa yang aku lakukan sudah keterlaluan. ‘Berentilah, kak!’ nasihatnya.

Semakin ke sini, kita semakin dewasa ya. Bukan mau buka cerita lama, tapi inget gak? Kita pernah punya masalah loh bersembilan. Kata kuncinya, ‘Path’. Tapi di situlah aku melihat kalau kita sudah semakin dewasa. Dengan mudahnya kita melupakan marah dan berpikir panjang. Tak seperti waktu aku SMA dulu. Pernah punya masalah, dan jadi panjang karena masih kekanak-kanakan. Kalian benar-benar mengajarkan aku dewasa.

Mau flashback jaman-jaman semester 5 boleh ya? Itu jaman paling hot deh. Bahagia tak terkira. Walau capek bolak-balik Layo-Palembang karena kuliah seringan di Madang, Bukit, RSMH, tapi suka banget sama cerita yang ada di sana. Terutama pas jadi gembel di RSMH karena nungguin dosen. Hahahaha. Semester ini juga, aku memutuskan untuk menutupi apa yang harusnya memang sudah aku tutupi (read: pakai hijab). Bukan hanya semata nasihat yang aku dengar saat kuliah ‘Hepatologi’, bukan. Aku justru kepengin karena liat kalian. 

Aku kadang males belajar. Tapi pas liat Desti, Esa, Yesica, Tiara, IP nya besar-besar dan pinter banget, aku jadi semakin terpacu untuk bisa sejajar dengan kalian. Melihat Desi yang sangat pintar menghapal, aku juga jadi bersemangat menghapal kalau ada ujian. Melihat Wulan yang selalu jadi center saat ujian, jadi mikir, ‘Kapan aku bisa diandalkan juga saat ujian?’ Liat Dela yang sering nanya waktu diskusi, rasanya mau juga. Trus Annisa, yang sering galau tapi selalu menyelesaikan tugas kuliah pada waktunya, juga buat aku jadi bersemangat menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Kalian berdelapan hebat. 

Terinspirasi dari kalian untuk menjadi lebih baik bukan berarti aku tak ingin menjadi diri sendiri. Tapi toh kalau diri sendiri negatif, ya bolehlah belajar dari orang lain.

I love you.....

Genkjer....

Kalian mungkin tau kekuranganku. Kalian tau kelemahanku. Dan kalian hapal apa saja sifat burukku. Aku Cuma mau minta tolong. Jadikan itu semua pegangan agar kalian bisa mengerti aku. Bukan untuk menjatuhkan aku. Tegur saja kalau suatu saat aku membuat kalian marah atau menyakiti kalian. Aku sangat menerima masukan. Hanya satu yang paling aku takuti dalam pertemanan: dibenci.

Selalu jadi sahabatku ya. Walau sebelum aku, kalian juga punya sahabat lain. Dan sesudah aku, kalian bertemu sahabat baru. Sahabatilah semua orang yang kalian mau. Aku Cuma minta satu, tetap jadikan aku salah satu dari mereka. 

Aku minta maaf buat segala kesalahan yang disengaja atau pun tidak, baik yang kalian tau atau pun tidak, baik yang aku lakukan di depan atau di belakang kalian. terlepas dari kesalahanku itu, aku sayang kalian. Hanya mungkin ada salah yang salah saja.

Genkjer :*


















Oh iya, kan di atas tadi aku bilang abis nonton CHSI. Tiba-tiba keinget scene terakhirnya. Hana bilang kalau ada tiga hal yang paling mulia di dunia sampai akhirat. Pertama, memaafkan secara ikhlas orang-orang yang menzalimi kita. kedua, menyambung tali silaturahim terhadap orang yang memutuskannya. Dan yang ketiga, bersabar dan tetap bersabar ketika kamu diperlakukan sebagai orang yang direndahkan. Karena kelak akan indah pada waktunya.

Jumat, 28 November 2014

Andai Saja Dia Tau, Kalau Aku Tau

Andai saja angin tau,
kalau aku tau alasan kenapa hujan tak turun malam ini.
Andai saja siang tau,
kalau aku tau apa yang membuat sinarnya redup saat mulai berganti senja.
Andai saja mendung tau,
kalau aku tau alasan kenapa matahari tak ingin muncul
untuk mengusik keberadaannya siang tagi.
Andai saja pelangi tau,
kalau aku tau bagaimana bisa tercipta garisan warna-warna indahnya.
Andai saja bunga tau,
kalau aku tau kenapa rumput tak ingin tumbuh di sini.
Andai saja kupu-kupu tau,
kalau aku tau sebelum dia menjadi kupu-kupu indah, dia hanya seekor kepompong.
Andai saja air laut tau,
kalau aku tau kenapa riak gelombangnya tak pernah tenang.
Andai saja kau tau,
kalau aku tau semua yang kau sembunyikan.
Andai saja kau tau,
kalau aku tau semua yang tak terkatakan.
Andai saja kau tau,
aku hanya menunggu kau jujur.
Andai saja kau tau,
aku akan bahagia saat mendapatkan sedikit cerita darimu, tapi jujur.
Daripada banyak yang kau ceritakan padaku, tapi bohong.

Andai saja.

By. Lia Apriliani